Stanza del Pianto, yang berarti “Ruang Air Mata” dalam bahasa Italia, adalah sebuah ruangan kecil namun sarat makna yang terletak di dalam Kapel Sistina, Vatikan. Ruangan ini menjadi tempat pertama yang dimasuki oleh Kardinal terpilih setelah mengucapkan “Accepto” (Saya menerima) dan menyampaikan nama kepausannya. Terletak di sisi altar, ruang ini tersembunyi dari pandangan umum dan hanya digunakan dalam konteks pemilihan Paus.
Stanza del Pianto bukan sekadar tempat berganti pakaian dari jubah merah kardinal ke jubah putih kepausan. Ini adalah ruang kontemplasi pribadi, tempat sang Paus yang baru terpilih menenangkan diri, merefleksikan panggilan besar yang baru diterimanya, dan secara simbolis maupun harfiah melepaskan kesedihan karena harus meninggalkan keluarga, tanah air, barang-barang pribadi, handai-taulan dan kehidupan lamanya. Di sini, ia memulai peran barunya sebagai Paus — Pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Ruangan ini telah dikenal sebagai tempat yang penuh emosi. Beberapa Paus diketahui menangis di dalamnya, seperti Paus Pius XII yang dikabarkan menangis tersedu-sedu, dan Paus Benediktus XVI yang terdiam lama, merenung dalam keheningan. Paus Fransiskus juga menghabiskan waktu cukup lama di sana, menandai pergulatan batin yang dalam sebelum tampil ke hadapan umat.
Interior Stanza del Pianto sangat sederhana. Di dalamnya terdapat cermin, kursi, altar kecil, dan tiga set jubah putih dengan ukuran berbeda (S, M, L), lengkap dengan zucchetto (topi putih kecil), mozzetta (mantel bahu), dan salib dada. Sebuah prototipe Anulus Piscatoris atau Cincin Nelayan — simbol otoritas Petrus — juga telah disiapkan, meskipun baru akan dikenakan secara resmi pada saat seremoni pelantikan.
Makna spiritual ruangan ini sangat dalam. Ini adalah tempat di mana kerendahan hati dan pengosongan diri (kenosis) terjadi — mirip dengan momen Yesus di Taman Getsemani. Sang Paus yang baru terpilih menyadari bahwa ia tak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Gereja dan dunia. Ruangan ini mencerminkan kehendak Roh Kudus yang dipercaya memimpin proses pemilihan Paus, dan menjadi simbol transisi dari kehidupan pribadi menuju pelayanan universal.
Setelah keluar dari Stanza del Pianto dengan mengenakan jubah putih, Paus akan menuju sakrarium kecil di Kapel Sistina untuk berdoa, sebelum menyapa para Kardinal yang memilihnya. Kemudian, ia tampil pertama kali ke hadapan umat di balkon Basilika Santo Petrus dengan sapaan yang menggema ke seluruh dunia: “Habemus Papam!” — “Kita memiliki seorang Paus!”
Dalam minggu ini, perhatian dunia khususnya umat Katolik sedunia kembali tertuju ke Vatikan. Konklav akan dimulai hari Rabu 7 Mei 2025 di Kapel Sistina, Vatican. Diperkirakan, pada hari Kamis atau Jumat seorang Kardinal akan memasuki Stanza del Pianto untuk terakhir kalinya sebagai dirinya sendiri, dan keluar sebagai Paus yang baru.
Dunia menunggu dengan harapan dan doa: siapakah yang akan dipilih Roh Kudus sebagai gembala universal umat Katolik berikutnya? Mari kita tunggu siapakah orangnya.
* Dari berbagai sumber.