Diakon Gaudensius Taninas
Minggu Biasa XXVI
Bacaan I : Bil. 11:25-29
Bacaan II : Yak. 5: 1-6
Injil : Mrk. 9: 38-43.45.47-48
Kita berada pada Minggu biasa ke-XXVI masa biasa.
Hari-hari pemenungan bersama dalam katekese dan dinamika kegiatan Paroki kita akan segera mencapai penghujungnya.
Kita akan kembali kekehidupan nyata kita dalam perjumpaan bersama dalam doa-doa kita bersama Maria ibu kita. Gereja melepas kita memasuki bulan Rosario dengan narasi permenungan yang begitu menarik. Sejatinya kita sedang berjalan menuju akhir masa liturgi, dan bacaan-bacaan suci yang baru saja kita dengarkan memberikan kepada kita bekal istimewa dalam dinamika hidup yang memang senantiasa dinamis.
Bacaan-bacaan suci hari ini memberikan nuansa baru tentang kehidupan iman kita.
Penginjil Markus menyajikan sebuah ajaran Yesus yang sangat ketat dan tegas dengan nuansa inperatif (Penggalah dan cungkilah). Perintah ini merujuk pada kenyataan bahwa iman itu adalah totalitas diri untuk menerima kebenaran wahyu Allah. Iman adalah penyerahan diri secara total. Iman adalah jawaban utuh manusia atas karya keselamatan Allah. Dengan ini maka segala intervensi duniawi terhadap keberimanan adalah ancaman yang mestinya ditangguhkan. Mari kita lihat satu persatu maksud utama penggallah dan cungkilah. Petuah Yesus ini berkaitan dengan tanggungjawab keselamatan masing-masing pribadi. Analogi anggota tubuh merupakan penegasan Yesus, bahwa masing-masing pribadi memiliki tanggungjawab atas keselamatannya. Dengan ini maka kita bisa mengerti maksud Yesus terhadap tiga hal utama yang diuraikan itu. Apa yang dipercaya, apa yang begitu penting, apa yang diakui sebagai penopang, tidak ada artinya bila akhirnya semuanya itu justru menghantar kita pada kebinasaan maut. Maka bagi Yesus, alahkah baik bila semua itu dipenggal, dicungkil agar kehidupan di hadapan Allah tetap terjamin.
Satu hal yang dialami para murid Yesus dan juga Yosua dalam bacaan pertama tadi adalah sikap iri hati. Sikap ini menjebak mereka sehingga tidak dapat menerima kebenaran bahwa Roh Allah senantiasa bekerja pada setiap orang untuk sebuah misi keselamatan. Dalam bacaan kedua kita mendengarkan nasihat Rasul Yakobus perihal kekayaan (harta duniawi). Harta duniawi kerap dipandang sebagai jaminan kehidupan manusia. Hal ini benar, sejauh hal itu tidak mengancam eksistensi iman kita. Gambaran Rasul Yakobus dalam bacaan kedua menampilkan pola orang-orang kaya yang memperoleh hartanya dengan menindas mereka yang lemah. Artinya kekayaan mereka tidak memberdayakan melainkan mendera sesama. Dengan ini maka apa yang dianggap sebagai pegangan dalam hidup ini justru berasal dari ketamakan. Tentang kedua hal ini (Iri hati) yang dialami para murid danYosua serta kepemilikan barang duniawi yang tidak sehat adalah bagian dari kehidupan yang perlu dipenggal. Iri hati dan ketamakan hanya akan membinasakan seseorang. Maka seturut sabdaYesus, hal itu perlu dicungkil dan dipenggal dari kehidupan agar kita boleh memperoleh tempat di surga.
Masih banyak hal lain lagi dalam kehidupan ini yang kita anggap penting, yang kita percayai, yang kita pegang sebagai penopang hidup kita. Ketiga bacaan hari ini bermaksud untuk senantiasa memposisikan diri secara benar dihadapan semua hal-hal yang terkait dengan kehidupan kita. Kita ini adalah subjek keselamatan. Dengan ketiga bacaan hari ini, kita menyadari pentingnya tanggungjawab pribadi kita terhadap keselamatan. Sejauh kita masih memiliki kendali atas diri kita, mari kita memaksimalkan hidup ini bukan untuk sekedar kehidupan kita saat ini, tetapi juga pada kehidupan di akhirat. Semoga Tuhan senantiasa menolong kita. AMIN