Skip to content
Paroki Santo Yoseph Naikoten Kupang

Paroki Santo Yoseph Naikoten Kupang

Pelayanan Pastoral Digital

  • Salam
  • Info Paroki
    • Profil Singkat
    • Sejarah Singkat
    • Tim Pastores & Karyawan
  • Sakramen
    • Sakramen Baptis
    • Sakramen Rekonsiliasi
    • Sakramen Ekaristi
    • Sakramen Penguatan
    • Sakramen Perkawinan
    • Sakramen Pengurapan Orang Sakit
    • Sakramen Imamat
  • Ibadat
  • Komunitas
    • Lembaga Hidup Bhakti
    • Kelompok Kategorial
  • Dokumen
  • Donasi
  • Kontak Kami
Renungan Mingguan

Hidup Kekal Tidak Dapat Dibeli

Okt 12, 2024

Diakon Gaudensius Taninas

Minggu Biasa XXVIII
Bacaan I : Keb. 7: 7-11
Bacaan II : Ibr. 4: 12-13
Injil : Mrk. 10: 17-30

Kita memasuki Minggu biasa XXVIII masa biasa.
Bacaan-bacaan suci mengarahkan kita kepada kehidupan akhirat. Ketiga bacaan yang baru saja kita dengakan memiliki pola yang demikian.
Ketiganya memberikan gambaran tentang apa saja yang kita perlukan agar dapat selamat dalam kehidupan akhirat nanti.

Orang muda yang kaya dalam bacaan Injil merupakan  gambaran utuh pencarian seorang akan kerajaan Allah. Kemudaan melambangkan kekuatan dan jaminan kehidupan manusiawinya berada pada apa yang ia punyai.
Muda  dan kaya adalah impian setiap orang.
Setingan kisah ini sebenarnya hendak menggambarkan situasi kongkrit manusia ketika ia telah berada pada puncak kehidupannya.
Kemudaan adalah simbol kekuatan dan kaya simbol kemakmuran dunia. Maka dalam predikatnya, pemuda kaya dalam Injil hari ini memegang predikat sebagai seorang dengan kapasitas yang mumpuni untuk hidup dalam dunia yang indah ini.
Orang muda punya kekuatan punya harta, hidup pasti sejahtera. Namun demikian, apakah pencarian manusia hanya sebatas yang demikian? Toh pemuda kaya itu memimpikan sesuatu yang lebih besar yakni hidup kekal, hidup di hadirat Allah.
Di hadapan Yesus, si pemuda kaya menemukan bahwa kehidupan kekal hanya diperoleh dengan keterbukaan mutlak pada Allah.

Pemuda kaya dihantar pada suatu kesadaran bahwa ia memang tidak dapat mengabdi pada dua tuan (pada harta dan segala kemakmuran manusiawi dan kepada Allah). Jika ingin selamat maka Allah harus menjadi satu-satunya pegangan hidup. Satu-satunya bukan salah satu. Maka Yesus memintanya untuk menjual seluruh hartanya dan membagikannya pada orang miskin. Sasarannya adalah pada orientasi orang muda, Yesus menguji sejauh mana ia menggantungkan hidupnya pada apa yang ia punyai. Orang muda itu akhirnya lebih memilih hartanya daripada kehidupan kekal yang ia impikan. Ia terlalu banyak membawa dandanan duniawi sehingga ia tidak bisa melalui pintu yang sesak dan sempit (Mat. 7: 13-15). Ibarat seekor unta yang hendak melewati lubang jarum (gerbang kecil) ia perlu menanggalkan segala muatannya, demikian orang kaya tersebut perlu menanggalkan segala kemegahan dirinya dan total menggantungkan hidupnya pada Tuhan. Dengan itu harapan hidup kekal ada pada Tuhan, bukan pada apa yang ia punyai.

Mengurai Injil ini sama sekali tidak bermaksud menilai kepunyaan pribadi, kekayaan adalah tabu di mata Allah. Yohanes Paulus II dalam dokumen Laborem Exercens menulis setiap manusia memiliki hak atas hasil kerjanya, demikian kepunyaan pribadi yang berkelebihan, yang secukupnya, yang masih kurang, diterima sebagai bagian dari usaha manusia dan itu tidaklah salah di mata Allah. Bila kita meneliti lebih detail kritik Yesus dalam Injil tadi, maka bukan pada kekayaan si pemuda, tetapi pada orientasi dirinya. Yesus berkata pergilah jualah hartamu dan bagikanlah kepada orang miskin dan engkau akan memperoleh harta di surga”. Kepemilikan pribadi dapat juga menjadi berkat bagi orang lain. Yesus menguji pribadi si kaya, apakah ia sanggup berbagi untuk memperoleh hidup kekal ataukah malah sebaliknya.

Merayakan hari pangan sedunia hari ini, kita sesungguhnya menyadari bahwa kita masih hidup dalam dunia. Kita bekerja untuk dapat makan, untuk memiliki tempat tinggal yang baik, untuk fasilitas-fasilitas hidup lainnya. Dalam keadaan demikian satu kesadaran kita bahwa kita tidak saja sedang berjuang untuk hidup saat ini, melainkan sedang mengantisipasi kehidupan akhirat yang akan kita terima setelah kematian kita. Maka kita memerlukan strategi lebih untuk itu. Penulis kitab kebijaksanaan dalam bacaan pertama meminta pengertian dan kebijaksanaan. Pengertian dan kebijaksanaan oleh penulis surat Ibrani hanya diperoleh dalam firman Allah sendiri. Firman itulah yang memberikan pengertian dan kebijaksanaan. Dalam kaitan dengan orientasi hidup manusia, firman Allah inilah yang membuat kita mampu untuk mengarahkan hidup kita pada kehidupan kekal. Dengan firman Allah sendiri kita dapat mampu mengerti kehendak Allah dalam kehidupan kita, dan dengan bijak kita dapat mengarahkannya pada orientasi yang benar. Orientasi hidup yang benar dalam hal ini adalah kita mestinya mampu menekan diri agar kepemilikian pribadi jangan sampai menghalangi kita sampai pada Tuhan, atau kepemilikan pribadi jangan sampai membuat kita lupa akan orang lain.
Maka mari kita tetap bekerja karena selagi kita hidup kita mesti bekerja untuk bisa tetap bertahan. Apa yang kita peroleh adalah bentuk pemeliaraan Allah, bukan Allah itu sendiri. Surga tidak bisa dibeli, surga hanya diperoleh dengan tetap tinggal pada firman-Nya. Selagi masih hidup, mari kita tetap beriman, bekerja dan berbagi. AMIN

Navigasi pos

Yang Dipersatukan Allah Jangan Diceraikan Manusia
Yesus Putra Daud Kasihanilah Aku

Related Post

Renungan Mingguan

Kasih Dibangun Dalam Perjumpaan

Nov 4, 2024
Renungan Mingguan

Yesus Putra Daud Kasihanilah Aku

Okt 26, 2024
Renungan Mingguan

Yang Dipersatukan Allah Jangan Diceraikan Manusia

Okt 5, 2024

Info Lain

Berita

Uskup Agung Kupang tetapkan Stasi St. Petrus Manulai II Menjadi Kuasi Paroki, RD Andre J. Alo’a sebagai Pastor Kuasi Paroki

Juni 15, 2025 sanjose.nkt
Berita

Perayaan Ekaristi Hari Raya Pentakosta 2025

Juni 8, 2025 sanjose.nkt
Berita

Perayaan Ekaristi Kenaikan Tuhan Yesus Kristus Tahun 2025

Mei 29, 2025 sanjose.nkt
Info Paroki

Rekoleksi dan Meditasi Bersama THS-THM, Pemuda Katolik, dan Mahasiswa STIPAS KAK

Mei 29, 2025 sanjose.nkt
Paroki Santo Yoseph Naikoten Kupang

Paroki Santo Yoseph Naikoten Kupang

Pelayanan Pastoral Digital

Proudly powered by WordPress | Theme: Newsup by Themeansar.